top of page
Featured Posts
Recent Posts
Search By Tags
No tags yet.
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square

“HANTU KEMISKINAN”

Pendekatan Pembangunan Masyarakat untuk Program ODSK

Ringkasan Eksekutif

Menurut data BPS berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Maret 2016, tingkat kemiskinan masih lebih tinggi di pedesaan dibandingkan daerah perkotaan. Di pedesaan 10,97 persen (142,20 ribu jiwa) sedangkan perkotaan sebesar 5,34 persen (60,62 ribu jiwa).

Program Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara melalui Operasi Daerah Selesaikan Kemiskinan (ODSK) perlu dilakukan kajian secara mendalam melalui identifikasi R-O-N disetiap desa yang ada di Provinsi Sulawesi Utara.

Kemiskinan adalah ibarat hantu yang 90% masyarakat mengakui keberadaan kemiskinan namun tidak dapat melihat dengan jelas identitas kemiskinan tersebut.

Untuk dapat dilihat secara jelas dan pasti identitas kemiskinan, maka perlu dilakukan penelitian dan kajian yang komprehensif agar wujud kemiskinan dapat terpapar dengan jelas dan intervensi pemerintah dapat lebih tepat sasaran.

Ungkapan “menyelesaikan masalah papua dengan cara jawa” menunjukan banyaknya program pemerintah yang tidak tepat sasaran dan tidak berorientasi pada dampak dan manfaat kepada masyarakat untuk jangka waktu yang panjang. Kesan di masyarakat, program pemerintah hanya berorientasi output (asal dana terserap 100% program dianggap berhasil) menjadi hal yang lumrah.

Agar intervensi pemerintah untuk pembangunan di masyarakat dapat lebih tepat sasaran, maka perencanaan pembangunan perlu berlandaskan hasil penelitian dan kajian yang mendalam, untuk itulah penelitian ini dilakukan.

Hasil penelitian ini akan mengungkapkan pentingnya dilakukan identifikasi R-O-N disetiap desa yang ada di Sulawesi Utara agar intervensi R-O-N dari luar dapat mendarat tepat sasaran sehingga program pengentasan kemiskinan dapat lebih komprehensif dan menyeluruh.

 

Pendahuluan

Isu ketimpangan antara Kawasan Barat Indonesia dan Kawasan Timur Indonesia adalah kemiskinan dan ketertinggalan. Isu ini adalah realitas selama lebih dari empat decade terakhir dan Sulawesi Utara adalah daerah dengan pertumbuhan ekonomi yang relative baik jika dibandingkan dengan daerah lainnya di Kawasan Timur Indonesia.

Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di era SBY dan saat ini Jokowi dengan Nawacita yang akan membangun dari pinggiran, merupakan angin segar bagi pembangunan di kawasan Timur Indonesia. Pesatnya pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah pusat saat ini sangat terasa dan didukung kebijakan pemerintah daerah melalui Program Operasi Daerah Selesaikan Kemiskinan (ODSK) menjadi motivasi bagi terbangunnya optimisme bahwa Pemerintah hadir untuk melindungi segenap warga negara Indonesia.

Program Operasi Daerah Selesaikan Kemiskinan (ODSK) perlu mendapatkan dukungan dari semua pihak terutama SKPD dalam mengimplementasikan program nyata bagi masyarakat.

Program yang nyata berdampak dan memberi manfaat yang luas bagi masyarakat dapat disusun jika direncanakan dengan baik berdasarkan hasil penelitain dan pengkajian yang komprehensif terhadap permasalahan dan kebutuhan rill. Untuk itu, sinergitas perencanaan dengan penelitian (BAPPEDA dan Perguruan Tinggi) perlu dibangun dan diperkuat.

Sumber : Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Utara No. 50/07/71/Th. X, 18 Juli 2016

Jika mencermati isu kemiskinan di Sulawesi Utara, berdasarkan hasil SUSENAS 2016 menunjukan bahwa tingkat kemiskinan di Sulawesi Utara terendah dibandingkan Provinsi lainnya di pulau Sulawesi, sehingga dalam menyusun program pengentasan kemiskinan perlu dilakukan secara berbeda.

Pendekatan yang berbeda dalam penyusunan program pengentasan kemiskinan adalah tidak dapat dilakukan secara business as usual, harus out of the box dengan pendekatan micro siklus pembangunan masyarakat sehingga identifikasi R-O-N dapat benar-benar menggambarkan kebutuhan riil di masyarakat sehingga intervensi sumber daya dari luar benar-benar sesuai sasaran.

 

Sumber : Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Utara No. 50/07/71/Th. X, 18 Juli 2016

 

Implikasi Kebijakan

Fenomena pengambilan kebijakan oleh pemerintah yang tidak didasarkan atas hasil penelitian/kajian yang baik dapat dijumpai melalui program yang tidak berkelanjutan misalnya disektor transportasi melalui pembangunan halte transkawanua di Kota Manado.

Penyusunan perencanaan berbasis penelitian/kajian yang komprehensif dengan pendekatan identifikasi R-O-N akan menghasilkan rekomendasi kebijakan yang kaya dan apel-to-apel karena sumber daya yang dibutuhkan masyarakat pedesaan akan dihantarkan sesuai peruntukan.

Metodologi

Pendekatan kualitatif deskriptif adalah metodologi yang digunakan dalam penelitian ini dengan harapan mendapatkan gambaran hasil penelitian yaitu teridentifikasinya Sumber Daya (Resource/R) yang ada di Desa berupa Sumber Daya Alam, Pengetahuan, Teknologi, Manusia, Keuangan; Organisasi (Organization/O) yaitu kelembagaan desa atau kelompok masyarakat untuk mengelola sumber daya; dan Nilai/Norma di masyarakat untuk yang menjadi pondasi dasar kelembagaan/organisasi dalam mengelola sumber daya.

Identifikasi R-O-N dilakukan oleh tim yang sudah berpengalaman dalam melakukan fasilitasi masyarakat dengan metode mikro siklus pembangunan masyarakat yaitu 1) Membangun kemitraan, 2) Community Based Issue Analysis (CBIA), 3) Penyusunan Rencana Aksi, 4) Implementasi dan Monitoring berbasis masyarakat, 5) Evaluasi dan Feed back.

Kesimpulan

Pengentasan kemiskinan adalah program yang sangat strategis untuk membangun Sulawesi Utara yang hebat. Kemiskinan di pedesaan berdasarkan data BPS perlu ditindaklanjuti dengan penelitian yang lebih komprehensif untuk menjadi bahan penyusunan Program Operasi Daerah Selesaikan Kemiskinan (ODSK).

Teridentifikasinya R-O-N disetiap desa dan disandingkan dengan R-O-N yang ada di setiap SKPD, diyakini akan mampu mengurai permasalahan pembanguanan selama ini dan dapat mendaratkan program sesuai kebutuhan di masyarakat.

Identifikasi awal terhadap potensi desa wisata di Desa Sawangan Kabupaten Minahasa Utara menunjukan bahwa Desa ini sangat layak dikembangkan menjadi Desa Wisata dan Desa Konservasi karena potensi alam dan potensi wisatanya yang sangat unik.

Desa Sawangan memiliki potensi dasar untuk dikembangkan karena memiliki sumber daya alam, sumber daya pariwisata (wisata budaya, wisata arkeologi, wisata edukasi, dll), dan sumber daya pengetahuan local.

 

Rekomendasi Kebijakan

Kebijakan yang dapat diterapkan untuk program ODSK adalah :

  1. Identifikasi dan konsolidasi R-O-N yang ada di Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota di Sulawesi Utara yang berkaitan dangan urusan kemiskinan;

  2. Identifikasi dan konsolidasi R-O-N yang ada di Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota di Sulawesi Utara yang berkaitan dangan penunjang urusan kemiskinan;

  3. Dalam rangka percepatan program, Pelatihan Fasilitator dengan materi mikro siklus pembangunan masyarakat perlu dilakukan oleh Badan Diklat Provinsi Sulawesi Utara dengan rekrut peserta dari Kabupaten/kota;

  4. Program Pembangunan Masyarakat dalam rangka menyelesaikan kemiskinan di Sulawesi Utara;

  5. Penguatan Peran Peneliti dan lembaga penelitian di Sulawesi Utara dalam rangka menunjang perencanaan pembangunan daerah.

 

Referensi :

Modul Diklat, Diklat Manajemen Perencanaan Berbasis Komunitas dan Mekanisme Kolaborasi serta Peran Fasilitator, kerjasama antara Pemda Se-Sulawesi dan JICA-Sulawesi Capacity Development Project, 2012.

Wada, N. & Nakata, T., 2016. Menyingkap Realitas Lapangan, Meta-Fasilitasi Bagi Pekerja Pembangunan Masyarakat, Commit Foundation.

 

 

Penulis :

 

MARLON KAMAGI

Anggota Jaringan Peneliti Kawasan Timur Indonesia (JiKTI) Sulawesi Utara

e-mail : markcomdev@gmail.com

Hp. 081356198513

bottom of page